Jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan prilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.
Adinegoro membedakan Jurnalistik dan Publisistik dengan penegasan bahwa jurnalistik adalah kepandaian yang praktis, sedangkan publisistik adalah kepandaian yang ilmiah.
Astrid S. Susanto mendefinisikan jurnalistik sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari.
Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebaran kepada masyarakat.
A.W. Widjaja menyatakan jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang actual dan factual dalam waktu yang secepat-cepatnya.
Djen Amar menyatakan bahwa jurnalistik sebagai kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
SEJARAH PERKEMBANGAN JURNALISTIK
Dalam kegiatan jurnalistik selalu terjadi hal-hal sebagai berikut:
1. Pada umumnya public tidak senang terhadap berita-berita sensasi yang berlebihan.
2. Sejak dulu, memperoleh produk jurnalistik paling awal merupakan syarat terpenting dalam karya penyiaran atau pemberitaan.
3. Sejak dulu pula, pelanggan yang rewel itu ada.
Dari hasil penelitian sejarah, dapat diketahui bahwa pertumbuhan jurnalistik berjalan dengan kondisi sebagai berikut:
1. Subyek penyajiannya berupa pemerintah.
2. Jurnalis sebagai perantara dalam penyiaran.
3. Alat penyiarannya berupa papan pengumuman dan catatan-catatan para jurnarius yang diperbanyak, serta pemberitaan lisan dari para jurnarius tersebut.
HUBUNGAN JURNALISTIK DENGAN PERS
Pers sangat erat hubungannya dengan jurnalistik. Pers sebagai media komunikasi massa tidak akan berguna apabila semua sajian-sajiannya jauh dari prinsip-prinsip jurnalistik. Bukan pers namanya apabila materi yang disampaikan diluar prinsip jurnalistik.
PERS SEBAGAI ORGANISASI PENYIARAN
Sejak 1950 kita mengenal lembaga penyiaran informasi dalam bentuk media cetak dan media elektronik dengan sebutan “PERS”. Di kalangan masyarakat, bagi mereka yang bertugas disebut “PERS”. Semua itu merupakan wakil dari suatu lembaga penyiaran informasi yang melibatkan semua aspek manajemen penyiaran.
ORGANISASI PERS VISUAL
Istilah pers visual jelas menunjukkan spesifikasi kerja dari per situ sendiri, yaitu melakukan industry di bidang produk jurnalistik yang bersifat visual.
UNSUR-UNSUR PERS VISUAL
· Jurnalis
Reporter, merupakan faktor yang terpenting dalam semua kegiatan kerja pembuatan berita. Tugasnya mengunjungi suatu peristiwa dan mencari informasi yang dapat dijadikan berita.
Koresponden Luar Kota, memasok berita-berita tentang daerah-daerah yang jauh dari kantor media massanya namun masih berada dalam wilayah dimana surat kabar dan siarannya beredar.
Koresponden Luar Negeri, merupakan sosok yang diidam-idamkan oleh para reporter muda. Bagi mereka hidup diluar negeri dan mengejar peristiwa-peristiwa besar dikota-kota besar lainnya merupakan hal yang sangat menyenangkan.
Koresponden Perang, sejak 1900 telah terjadi perubahan besar. Mereka telah merubah bentuk dan cara kerjanya yang pokok. Perubahan dimaksud timbul karena perangnya sendiri telah berubah.
Koresponden Binagraha, merupakan wartawan khusus yang ditugasi untuk meliputi segala peristiwa yang terjadi di kantor tempat bekerjanya presiden RI.
Sukarelawan, diantara para wartawan yang secara formal bertugas meliputi suatu peristiwa dalam rangka mengumpulkan bahan pemberitaan, dalam proses pengadaan bahan baku produk jurnalistik dikenal pula para sukarelawan atau lazim pula disebut jurnalis informal.
Editor, jurnalis yang kerjanya di kantor surat kabar atau media massa lainnya adalah editor atau redaktur.
· Penerbit
Pada prinsipnya semua naskah yang ditulis jurnalis atau pengarang disampaikan kepada penerbit, atau sebaliknya penerbit menugaskan pengarang untuk menulis sesuatu yang baik, menarik, dan menguntungkan. Kemudian penerbit mengusahakan agar naskahnya dapat diperbanyak serta diminati banyak orang.
· Percetakan
Merupakan unit kerja dimana naskah yang akan diterbitkan dicetak. Adapun proses percetakan merupakan metode pembuatan bentuk-bentuk huruf dan gambar.
Bagian utama dalam perusahaan media visual.
1. Eksekutif, menangani seluruh administrasi perusahaan penerbitan yang bersangkutan.
2. Redaksi, mengurus penulisan terakhir bagi muatan surat kabar atau majalahnya.
3. Usaha, bagian usaha mengurus penggunaan dan untuk biaya operasional bagian-bagiannya.
4. Mekanik, menangani komposisi surat kabar atau majalahnya, dalam arti menyusun bentuk naskah-naskah dan menempatkan pada halaman yang cocok.
5. Keuangan, mengerjakan bidang keuangan seperti pembukuan, hutang piutang dan sebagainya.
6. Pelayanan, mengadakan pemeliharaan kantor dan rumah tangga perusahaan, pergudangan, penyediaan bahan baku, dan mengatur pengiriman produkbeserta sarana angkutannya.
Fungsi Pers Dalam Masyarakat
Pers merupakan media massa yang berfungsi menyalurkan dan memperlancar sampainya pesan komunikasi kepada komunikan atau khalayak, baik dari segi pengertiannya, maupun perolehannya.
Sifat Berita
Seperti telah dikemukakan bahwa berbagai ragam bentuk dalam pembuatan berita itu, tiada lain untuk bisa menarik perhatian orang banyak, tujuan utama dari pemberitaan adalah dibaca, didengar, atau ditonton khalayaknya.
Ada 8 hal yang bisa membangkitkan perasaan dan pikiran manusia :
1. Kisah mengenai pribadi pembaca, pendengar dan penonton sendiri.
2. Kisah mengenai orang-orang dan kota-kota yang dikenal pembaca.
3. Kisah mengenai hal-hal yang luar biasa.
4. Nama-nama terkenal.
5. Kisah mengenai pertandingan antara dua kekuatan yang saling berlawanan.
6. Kisah mengenai peristiwa hebat atau penting.
7. Kisah kejadian-kejadian yang bersifat kemanusiaan.
8. Kisah mengenai binatang.
Ulasan
· Editorial (Tajuk Rencana)
Karangan atau tuturan yang dimaksud lazim disebut tajuk rencana/editorial.
Kode Etik Tajuk.
Diantaranya:
1. Penulis tajuk harus selalu menyajikan fakta dengan jujur dan lengkap.
2. Dia harus mengambil konklusi secara obyektif dari fakta tertentu dengan di dasarkan pada bobot buktinya serta konsep yang telah dipertimbangkan masak-masak.
3. Dia tidak akan pernah dimotivasi oleh kepentingan pribadi.
4. Dia harus menyadari bahwa dirinya tidak sempurna.
5. Dia harus meninjau kembali konklusinya dan memeriksanya hingga ditemukan dasar-dasar yang menimbulkan kesalahpahaman sebelumnya.
6. Dia harus memiliki keberanian untuk menyatakan keyakinannya secara benar.
7. Dia hendaknya mendorong para koleganya agar memupuk kesetiaannya pada integritas.
Tujuan, Struktur, Dan Susunan Tajuk
Tajuk rencana sesuai disebut sebagai suatu esei pendek yang disajikan sesuai tempat dan waktunya. Maksudnya, dinyatakan apa yang dipikirkan surat kabar itu sendiri pada saat itu.
Gaya Tajuk, dalam hal ini tajuk seringkali tampil sebagai perwujudan kreativitas karangan yang mencerminkan seluruh tulisan atau berita yang ada didalam surat kabarnya.
· Kartun atau Karikatur
Kartun dimaksud adalah gambar lucu yang melukiskan kejadian-kejadian mutakhir dari suatu pemerintahan atau perilaku kebijakan seorang pejabat negara.
· Surat untuk redaksi
Beberapa diantara surat untuk redaksi ada yang mengemukakan pujian, dan yang launnya penuh dengan celaan.
· Karangan Khusus (Kolom)
Karangan-karangan khusus yang dikemukakan dalam surat kabar dan majalah dikenal dengan sebutan Kolom (column).
Webster mengemukakan kolom sebagai artikel sebagai surat kabar atau berkala lainnya.
terdapat 8 jenis column berdasarkan pendapat para kolumnis, yaitu:
1. Kolom Tajuk.
2. Kolom Standar.
3. Kolom Gado-gado,
4. Kolom Kontributor.
5. Kolom Essei.
6. Kolom Gosip.
7. Sajak.
8. Dopester.
· Cerita dan hiburan
Sejak dulu surat kabar dan majalah berlomba-lomba memikat publiknya dengan menyuguhkan bentuk fiksi dari berita atau dongeng. Kini, fiksi dalam bentuk cerpen, cerbung, dan sosial, merupakan unsur penghibur dalam surat kabar, radio, maupun televisi.
· Resensi
Jurnalistik pada hakikatnya meliputi semua peristiwa yang terjadi di alam semesta ini, termasuk dunia seni yang hidup dikalangan masyarakat. Dengan demikian jurnalistik pun selalu memelihara dan mengembangkan ruangan untuk maksud tertentu melalui apa yang dikenal dengan sebutan resensi.